Mentan Semangati Petani Pangkep, Petarung Lahir di Ombak Besar
Nusakini.com--Pangkep--Tak pernah berhenti bekerja membangun sektor pertanian menjadi lebih baik, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali memberikan apresiasi kepada petani dalam rangka peningkatan produksi pertanian dengan berbagai upayanya. Amran terbukti selalu ada paling depan membela petani dan berusaha mensejahterakan mereka.
“Selama 4,5 tahun pemerintahan Jokowi JK, sejak tahun 2014 kami dipercaya dan tidak pernah menyangka akan menjadi Menteri Pertanian RI. Ada yang bertanya kenapa Bapak bisa menjadi Menteri. Saya katakan bahwa hanya mengikuti taqdir, sayapun tidak pernah menyangka dan yang menentukan adalah Allah SWT”, ujar Amran saat bertemu 15.000 petani, penyuluh, pendamping desa dan santri tani milenial di Stadion Andi Mappe, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Selasa (09/04/2019).
Hadir bersama beberapa pejabat Eselon I lingkup Kementan, Amran menyatakan bahwa dirinya adalah Menteri Pertanian RI, bukan Menteri Pertanian Sulsel. “Jangan bikin malu kita sebagai orang Sulsel. Saya niatkan untuk mengabdi kepada negara yang saya cintai. Kalau ada yang mau mengambil hak dan mempermainkan masyarakat kecil khususnya petani, harus berhadapan dengan Mentan”, terangnya.
Pada acara tersebut Amran memberikan bantuan 34,54 miliar, berupa kambing 270 ekor, ayam 300 ribu ekor, benih padi inbrida, benih jagung, bibit kelapa 7000 batang, alat dan mesin pertanian (traktor roda dua 30 unit, combine harvester 3 unit, power threser 10 unit dan com shelter 10 unit), serta dana tunai untuk program Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL), Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM), Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL) dan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM).
Di tempat yang sama dirinya juga melepas ekspor umbi porong 50 ton senilai Rp. 708,45 juta ke Vietnam dan palm kernel sebanyak 313 ton senilai Rp. 804 juta ke Malaysia, serta mengukuhkan pengurus Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA) di Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru dan Kota Pare-Pare.
Sejak tahun 2014 sampai saat ini, Mentan telah menggelontorkan bantuan sektor pertanian ke seluruh kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 15 triliun. Ada bendungan senilai 3 triliun dibangun di Pinrang, Palopo dan Jeneponto. Kemudian irigasi tersier 350 ribu ha termasuk di Pangkep. Pertama dalam sejarah ada tenaga bayu di Wajo. Juga Kereta Api dibangun oleh Presiden Jokowi di Sulsel. “Aku datang bukan untuk berjanji tetapi membawa bantuan kepada masyarakat Pangkep, Barru, Pare-Pare dan Maros”, ungkap putra daerah Sulsel ini.
Lebih lanjut Amran menegaskan kebijakan strategisnya yaitu memerangi mafia pangan bersama pihak kepolisian. Di pemerintahan Jokowi JK terdapat 786 mafia pangan, kemudian diproses hukum sehingga masuk menjadi tersangka sebanyak 409. “Tidak ada kompromi, nasib rakyat kecil harus diperjuangkan, ini perintah bapak Presiden”, tegasnya.
Terkait komoditas umbi porong atau yang biasa disebut “Siapa” yang di ekspor hari ini, Amran berkomitmen untuk mengembangkan dengan memberikan bantuan bibit unggul. “Namanya memang Siapa, sejak kecil kami dibesarkan dengan makanan ini. Kembangkan itu walaupun pahit dan beracun, jika tidak tepat di dalam pengolahannya. Itu yang membuat saya menjadi Menteri. Ternyata makanan yang beracun pun bisa kita ekspor dan diterima di Jepang, China, dan Vietnam”, bebernya.
Dirinya juga menjelaskan tentang refocusing anggaran di Kementan. Bahwa anggaran perjalanan dinas 800 miliar dicabut. Pembelian mobil, motor, biaya seminar dan MC tidak ada lagi. Dirinya mengatakan, “Mobil dinas kami sudah 12 tahun dan mogok 3 kali. Kami hilangkan anggaran pembelian mobil dinas baru. Dulu saya naik kuda toh hidup juga. Orang petarung lahir di ombak besar, bukan di kolam renang, anda camkan ini”, katanya dengan penuh semangat.
“Kami sudah ke Columbia, Jerman, Taiwan, Korsel, Belanda. Apa yang membuat mereka kuat dan kaya ? karena mereka rajin. Jika ingin sukses doanya harus kerja. Jika ingin miskin, doanya adalah malas”, sambungnya.
“Jangan hobi menyebar hoaks, kita sebagai umat islam harus tabayyun, jangan saling fitnah, yang ada adalah kita Sipakatau, Sipakalebbi dan Sipakainge”, ungkap Menteri yang dinobatkan sebagai bapak modernisasi pertanian oleh media rakyat merdeka ini.
Dalam budaya Bugis Makassar dikenal sistem yang dapat menjadi pegangan hidup baik untuk diri sendiri maupun dalam bermasyarakat. Sikap yang diterapkan oleh leluhur Bugis di segala sektor kehidupan bisa diserap dari nilai-nilai Sipakatau (memandang setiap manusia sebagai manusia), Sipakalebbi (saling menghargai) dan Sipakainge (saling mengingatkan).
Turut hadir pada pertemuan ini Kapolda Sulsel, Irjen Hamidin, Kepala Barantan, Ali Jamil, Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Momon Rusmono, Dirjen PSP, Sarwo Edhy, Bupati Pangkep, Syamsuddin A. Hamid, Kapolres Pangkep, PT. Pupuk dan juga Direksi dari BRI dan BNI.
Dukungan Pengembangan Hortikultura
Melalui Direktorat Jenderal Hortikultura, diberikan bantuan senilai 5,49 miliar kepada tiga kabupaten yaitu Pangkep berupa bantuan sarana produksi bawang putih 50 ha, sarana pasca panen, gudang pasca panen, benih sayuran 1129 sachet, benih cabai 200 sachet dan bibit mangga 1000 batang. Maros berupa sarana produksi pisang 20 ha, aneka cabai 60 ha, bawang merah 15 ha, mangga 20 ha, jahe 15 ha dan sarana pascapanen cabai. Juga Barru berupa sarana produksi bawang putih 50 ha.
Direktur Perbenihan Hortikultura, Sukarman, menyampaikan pemberian bantuan benih sayuran ini untuk jangka pendek, dan mangga untuk jangka panjang. “Mangga memang potensial di Pangkep, sayuran pun demikian. Semoga dapat menambah penghasilan petani untuk jangka pendek. Bantuan ini mohon dipelihara dengan baik. Diharapkan bisa mengurangi pengeluaran rumah tangga. Pangkep akan menjadi sentra produksi mangga sehingga bisa memasok kebutuhan nasional dan ekspor nantinya”, ungkap Sukarman.
Muhammad Asaf, penerima bantuan bibit mangga, Ketua Kelompok Tani Samatajang, Kelurahan Samalewa, Kacamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah. Sejak 10 tahun yang lalu mengelola 25 ha lahan dengan 25 orang anggota, Asaf menyatakan bahwa prospek mangga manalagi di Pangkep sangat bagus.” Alhamdulillah, sudah pernah dapat bantuan dari provinsi dan hasilnya bagus. Untuk dikonsumsi sendiri dan dijual ke Makassar, Pare-Pare dan Pangkep”, ujarnya dengan sukacita.
Hasilnya masih dijual per pohon dengan cara pembeli memetik sendiri. Harga sekitar 5000 per buah, ditaksir 1000-1500 buah per pohon. Bantuan ini akan ditanam di lahan dan sebagian di kebun-kebun. “Saya sangat senang, di daerah saya cocok dengan mangga, iklim dan tanahnya sangat mendukung. Selain mangga juga kami tanam rambutan dan sukun. Semoga ada bibit juga untuk rambutan dan sukun”, harap Asaf.
Hal yang sama diungkapkan oleh Sukiani, penerima bantuan benih cabai, Ketua Kelompok Wanita Tani Borong Kalukue, Kelurahan Mappassaile, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep.
Berawal tahun 2010, Sukiani bersama 25 orang wanita tani lainnya mulai mengembangan daerah pesisir. Awalnya menanam sayuran di pekarangan untuk dikonsumsi sendiri, akhirnya berkembang membuka lahan tidur.
“Alhamdulillah kami bisa mengembangkan kampung sendiri, dengan menanam kangkung, jagung manis, kacang panjang, dan apotik hidup. Hasilnya juga sudah dijual ke pasar. Kami pernah mendapatkan juara 2 KRPL dan Dasawisma tingkat pemda Pangkep", ungkap Sukiani yang juga merupakan tenaga honorer guru di Pangkep ini.
Semoga bantuan yang diberikan semakin memicu pengembangan hortikultura di tiga kabupaten tersebut.(R/Rajendra)